JABARNEWS | KAB. TASIKMALAYA - Saat ini pembangunan infrastruktur di Kabupaten Tasikmalaya tengah gencar dilakukan. Namun, sebagian pekerja bangunan masih banyak didapati yang tidak menggunakan alat keselamatan dan seakan tidak mempedulikan keselamatan saat bekerja. Pantauan Jabarnews.com Selasa (8/1/2019),,
para pekerja bangunan di sekitar Kompleks Pemkab Tasikmalaya tidak menggunakan alat keselamatan seperti yang sudah ditetapkan. Mereka hanya mengenakan sandal biasa dan tidak menggunakan sarung tangan serta helm keselamatan. Padahal penggunaan alat keamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja (K3) sifatnya wajib. Salah seorang pekerja bangunan di sekitar kompleks Pemkab Tasikmalaya, Apeng (27), mengatakan, untuk atribut kerja itu sudah diberikan pihak kontraktor. Namun kebanyakan para pekerja tidak terbiasa untuk menggunakannya.
Selain itu, tidak ada sosialisasi kepada pekerja terkait kewajiban menggunakan atribut keselamatan kerja itu. "Alat safety itu memang ada, selain ribet kami tidak terbiasa pakai itu. Coba pihak terkait kasih sosialisasi dan bimbingan terkait mengenai pentingnya menggunakan alat K3 itu," ujarnya.
Hal senada dilontarkan pekerja lainnya, Asep (30). Dikatakannya, atribut keselamatan kerja itu sudah diberikan, seperti sepatu, helm, maupun sarung tangan. Namun, karena tidak terbiasa dan tidak ada ketegasan dari pihak perusahaan, sehingga pekerja juga mengabaikannya. "Alat itu ada, cuma orangnya (pekerja) yang tidak mau pakai. Menurut saya salah semua karena dari perusahaan juga tidak tegas dan pihak Pemkab pun sama. Seandainya ditegaskan pekerja yang tidak pakai atribut keselamatan akan dipulangkan, pasti semua pekerja pakai," ungkapnya. "Kita pakai alat keselamatan itu jika ada pemeriksaan, tapi selebihnya itu tidak pakai kang," katanya.
Kepala Bidang Kepengawasan dan Keselamatan Dinas PUPR Kabupaten Tasikmalaya, Ruslan Munawar, membenarkan, kesadaran pekerja untuk memakai atribut keselamatan masih minim. "Tapi itu bukan salah pihak kami, soalnya di awal kontrak saja hal itu sudah diwajibkan. Itu mutlak lemahnya kontraktor (pemborong) yang mewajibkan pekerja menggunakan alat K3," ujarnya.
Ruslan mengakui belum ada sanksi tegas bagi pekerja yang tidak menggunakan alat keselamatan. "Hanya sebatas teguran," imbuhnya.
Salah satu kontraktor yang tengah mengerjakan pembangunan di sekitar Pemkab Tasikmalaya, Ipik Julpikor, mengatakan, peralatan K3 yang dimiliki pihaknya memang sudah lengkap. "Kami selaku kontraktor dan pengawas sudah berusaha menegur pekerja yang tidak menggunakan peralatan K3. Tapi ini memang karena tradisinya begitu. Pekerja malah memilih kerja tanpa alat K3," terangnya. (Yud) Jabarnews | Berita Jawa Barat
Comments